Saya berasal dari Busan dan sejak kecil saya tumbuh tanpa
memiliki impian ataupun cita-cita. Orang tua saya berpendidikan tinggi dan hanya
bekerja di pabrik sepatu di dekat rumah. Ayah saya pemabuk sehingga hidup kami
tidak pernah damai. Tidak pernah terlihat bahwa keadaan keluarga kami akan
membaik. Kami tinggal di rumah susun dengan satu kamar mandi yang dipakai
bersama-sama dengan keluarga lainnya. Di dekat rumah kami ada rel kereta api. Karena
terbiasa mendengarnya sejak kecil, saya bisa menebak apakah itu kereta ekspres,
kereta pelan, Mugunghwa-ho (kereta ekonomi), atau Saemaul-ho (kereta bisnis).
Saya yang tumbuh di lingkungan yang begitu miskin tidak
memiliki bakat apa pun. Tidak ada satu pun hal yang bisa diunggulkan, baik di
pelajaran, olahraga, maupun seni. Saya adalah anak yang biasa-biasa saja dan
tidak pula menonjol. Lalu datanglah sebuah perubahan, ketika saya mendapat
pujian dari guru SMA bahwa saya seperti pengisi suara saat membaca buku
pelajaran bahasa. Pertama kalinya dalam hidup, saya mendapat penilaian yang
baik dari guru saya. Betapa bahagianya saya saat itu.
“Ternyata ada juga yang aku bisa. Baiklah, aku akan
memperbagus suaraku. Dengan begitu, teman-teman dan guru-guru akan memandangku.”
Saya belajar untuk memiliki suara yang bagus. Dalam proses
ini, saya pun bermimpi menjadi pengisi suara berdasarkan kelebihan yang saya
miliki, yaitu suara. Saya begitu bersemangat melatih suara sehingga mulai
berbicara seperti seorang pengisi suara dalam kehidupan sehari-sehari. Meskipun
awalnya keluarga dan teman-teman yang mendengar merasa aneh, lama-lama mereka
menerima dengan biasa saja. Inilah reaksi teman-teman saya.
“Suara Su Hyang mirip sekali dengan pengisi suara, ya. Sepertinya
ia memang dilahirkan untuk menjadi pengisi suara.”
Mereka yang tadinya hanya berkata bahwa suara saya sekedar
bagus, kini menganggap bahwa saya sudah seperti pengisi suara. Saya memperoleh
keyakinan bahwa menjadi pengisi suara bukanlah hal yang tidak mungkin. Alam bawah sadar saya secara otomatis terprogram dengan mantra ini, “Aku, Oh Su Hyang,
adalah pengisi suara.”
Lalu impian saya begitu cepat menjelma menjadi kenyataan. Saat
kelas 2 SMA, saya terpilih menjadi reporter siswa untuk acara The Starry Night di kanal MBC. Seiring berjalannya
waktu, saya benar-benar bisa beraksi sebagai seorang pengisi suara. Saya bisa
membanggakan kemampuan saya di berbagai bidang, seperti siaran radio dan iklan
komersial.
Suatu hari, saya memiliki kesempatan untuk membawakan
sebuah acara bersama pengisi suara pria yang kehebatannya sudah diakui, yaitu
Bae Han Seong. Kemampuan saya dipuji oleh beliau, padahal beliau adalah seorang
tokoh di dunia pengisi suara di Korea. Pada 2014, beliau juga bersedia menjadi
rekan duet saya dalam album Present. Setelah
melewati semua pengalaman ini, sekarang saya bisa menjadi pembawa acara yang
dikenal luas.
Ditulis ulang dari buku "Bicara Itu Ada Seninya"
Pelatihan Public Speaking Basic Semarang
Ibis Hotel Semarang
Pendaftaran 0821-4150-2649
www.public-speaking.id