PIDATO KONVENSIONAL
Orasi dan pidato sebagaimana umumnya kita ketahui selalu diawali dengan pembukaan yang terhormat (...............) Orang yang paling dihormati, dianggap nomor satu, tergantung pada situasi, kondisi, organisasi yang dihadapi apakah kenegaraan, kantor, kampus atau hanya lingkup satu rt saja di malam tirakatan. Selanjutnya dilanjutkan dengan yang kami hormati dimana posisinya dianggap di bawah orang yang terhormat. Contoh :
Yang Terhormat Bapak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah
Yang kami hormati Bapak Taj Yasin Wakil Gubernur JAwa Tengah
Yang Kami Hormati Bapak Sekda Propinsi Jateng
Yang Kami hormati bapak Kapolda Jawa Tengah
Yang Kami hormati Bapak Pangdam
dan seterusnya dan seterusnya dan hadirin sekalian yang saya muliakan.
Atau misalnya orang yang disebut, ternyata berhalangan hadir dan diwakili oleh Staff Khsusus, maka opening pembukaan juga berubah, Misalnya Yang Terhormat Bapak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah - yang diwakili oleh Bapak Taj Yasin. Ada juga kalimat yang menyebut suatu institusi disertai dengan kalimat beserta jajarannya.
Kalau di Level Kelurahan / Desa opening menjadi lebih sederhan :
Yang Terhormat Bapak Kepala Desa / Bapak Lurah .....
Yang kami hormati Bapak Ketua RW ....
Yang Kami ormati Bapa Ketua RT ....
dan hadirin sekalian yang berbahagia.
Lanjutkan dengan Pekik Teriak Merdeka ! Merdek! Merdeka ! sambil mengepalkan Tangan ke atas sebagai semangat membara. atau ajakan kepada para hadirin untuk menirukan suara dari yang pidato. Mari kita pekikkan kata merdeka tiga kali, Merdeka! x3.
UNGKAPAN SYUKUR KEPADA TUHAN YME
Paragaraf standart setelah menyebut satu per satu tokoh dan menyapa para hadirin, adalah ungkapan syukur kepada Tuhan YME - atas berkah nikmat taufiq dan hidayah sehingga dapat hadir dan memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang Ke-(......). Dalam mengucapkan dan memanjatkan syukur perlu Anda latih sampai Anda benar-benar luwes dan hapal di luar kepala.
teks Pidato ungkapan syukur yang sudah terinstall dalam diri Anda maka ANda tidak perlu melihat teks, Anda dapat meilhat penonton, menyapukan pandangan mata ke seluruh audiens yang hadir. tentu beda bila Anda baru pertama kali pidato dan grogi, maka itu tanda Anda kurang latihan, kurang jam terbang.
APAKAH PESAN PIDATO /ORASI MASIH SAMA?
Coba perhatikan bagaimana orator mengungkapkan makna pidato kita kali ini adalah agar kita lebih mencintai tanah air, menghargargai jasa para pahlawan, memperkokoh persatuan dan kesatuan, apakah masih tentang hal itu? Apakah kita sudah menyimak dan mendengarkan dengan seksama pidato Presiden Republik Indonesia, apakah isinya membumi atau hanya retorika saja?
Bagaimana bila kita mempertanyakan makna mencintai tanah air? Apakah mereka yang mengatakan kami bertanah air satu, tanah air Indonesia, apakah mereka tanah di Indonesia? Ataukah mereka masih tinggal di kos-kosan, sementara tanah Indonesia dikuasai oleh konglomerat, entah kenapa Ingatanku begitu kuat tentang lepasnya Pulau Sipadan Ligitan - dan dimenangkan oleh Malaysia.
Kemarin aku melihat sebuah karikatur, bagaimana ucapan Pak Presiden, "Kami prihatin dengan masyarakat yang terjebak pinjaman online ilegal, tetapi tubuh presiden terlilit oleh tali yang bertuliskan hutang luar negeri. Apakah benar kita sudah merdeka? Merdeka dari Apa? Apakah kita memiliki kesamaan solidaritas - sama-sama punya hutang yang belum lunas?
Seperti apa aplikasi memperkokoh persatuan sementara jagat media sosial berisi banyak hujatan dan saling tuding, saling klaim, menghina, bahkan ada acara TV yang sengaja mengajak penonton untuk berdebat, apakah kita sudah cukup bijaksana? Lalu apa makna hakiki dari kemerdekaan? Jangan-jangan ini hanya ilusi kehidupan yang kita beri label kemerdekaan?
SEMANGAT KEBERSAMAAN - APAKAH ITU?
Rasanya sudah bosan mendengar kalimat mari kita bersama-sama - mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan golongan, Tetapi aku melihat kabar di media bahwa dana sosial dikorupsi oleh menteri-nya, APakah cukup hanya dengan dicopot, dipenjara bahkan hukumannya dikurangi karena sang pelaku dihujat dan dicaci maki oleh netizen? Keadilankah ini? Macam Apa ini? Lalu kita mengadu kepada siapa?
Mengapa kita mendengar bahwa negara China begitu tegas menghukum koruptor dengan hukuman mati, padahal mereka Katanya negara komunis, Apakah benar guyonan yang mengatakan bahwa Andai diberlakukan hukuman mati di Indonesia maka peluru kita tidak akan cukup untuk mengeksekusi para maling-maling uang rakyat tersebut, atau itu hanya alasan, Atau ...... Mengapa begitu banyak tanya yang entah siapa yang mampu menjawabnya dengan Bijak.
Masyarakat Indonesia Adil dan Makmur, masayarakat yang manakah? Adil seperti apa? Makmur yang bagaimana? Bagaimana cara masyarakat dapat mencapai kemakmuran dan keadilan? Entahlah, ini mungkin bukan pidato, ini hanyalah suara-suara yang ada di dalam diriku.
Ada sebuah cerita, ketika seseorang memulai usaha, tidak ada satupun yang membantunya memberi modal, terlalu rumit dan belibet untuk mendapat kucuran dana, lalu saat usahanya mulai berjalan, mendadak ia mendapat surat Cinta, bayar kewajibanmu - bayar Pajakmu. Ah, mungkin aku salah mendengar cerita, aku sudah lama tidak menonton TV kecuali, konsernya Sobat Ambyar.
HARAPAN SEBAGAI PENUTUP PIDATO
Cara menutup pidato kemerdekaan dengan mengucapkan harapan baik, mengapa berharap? Karena kita diperintahkan untuk tidak berputus asa, "Dan Tidaklah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang Kafir,". Kita ingat kembali bunyi pembukaan UUD 1945," ”Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Dari sini untuk mengisi kemerdekaan ada poin penting yaitu :
1. Rahmat Allah
2. Dorongan Keinginan Luhur
3. Menjadi Bangsa Yang Bebas
Dirgahayu Indonesia-Ku. Merdeka
Bukan Jerit Tangis Rakyat setiap Agustus-an.
Simak : Teks Pidato Hari Pahlawan